Pendahuluan(Bagian kedua)
Pendahuluan(Bagian kedua)
"Dan kami memuji Allah dg pujian orang yg melihat tanda-tanda kekuasan dan kekuatanNya"
-Syarh:Imam Ghozali disini mengisyaratkan kepada kita untuk nimbrung kedalam golongan orang-orang yg agung, karena jika pujian kita sendiri barangkali banyak kekurangannya, namun ketika kita menebeng bersama pujian orang orang yg agung, maka pujian kita akan terhitung sempurna, demikian jg mushonnif disini mengajarkan kepada kita untuk rendah hati(tawadhu), yaitu walaupun kita memuji Allah, jangan mengira hanya kita saja yg memuji Allah, namun disana banyak orang yg memuji Allah bersama kita bahkan jauh diatas kita
"Dan menyaksikan bukti-bukti dari ketunggalan dan keesaanNya"
-Syarh:Ketunggalan dan keesaan Allah hanyalah akan nampak jelas didalam hati yg sudah betul-betul bersih dari apapun selain Allah, karena segala sesuatu akan jatuh kemana arah miringnya, demikian juga jika hati condong kepada Allah maka robohnya juga kepada Allah, sebaliknya jika condongnya kepada dunia maka akan roboh kepada dunia dan jauh dari melihat ketunggalan dan keesaanNya
"Dan mengetuk pintu-pintu rahasia dan kebaikanNya"
-Syarh:Rahasia(sirr itu)Allah letakkan didalam hati yg sudah bening dan jernih, yg dapat memancarkan sinar-sinar hikmah dan makrifat, sehingga ia menyaksikan semua yg datang dari Allah itu adalah baik dan indah
"Dan memetik buah ma'rifat dari pohon keagungan dan kedermawananNya"
-Syarh:Buah ma'rifat itu dihasilkan dari tanaman penghambaan mutlak kepada Allah, dan sifat-sifat kehambaan(hina,lemah,butuh)ini betul-betul ia realisasikan, sehingga ia mengenal(ma'rifat)dg sifat-sifat ketuhanan(maha mulia,kuat dsb)
-"Dan saya bersyukur kepada Allah dg syukurnya orang-orang yg terbakar dan tenggelam didalam sungai pemberian dan anugerahNya"
-Syarh:Lagi-lagi disini mushonnif mengajarkan kepada kita untuk nimbrung syukur kita dg syukurnya orang-orang yg sdh tidak lagi menyaksikan apapun kecuali semua anugerah Allah, sehingga ketika mendapat kebaikan tidak ada celah untuk mengkalaim bahwa itu diri kita yg melakukan, tetapi sebab semata Allah yg menganugerahkan.
Wallahu A'lam
Semoga bermanfaat
"Dan kami memuji Allah dg pujian orang yg melihat tanda-tanda kekuasan dan kekuatanNya"
-Syarh:Imam Ghozali disini mengisyaratkan kepada kita untuk nimbrung kedalam golongan orang-orang yg agung, karena jika pujian kita sendiri barangkali banyak kekurangannya, namun ketika kita menebeng bersama pujian orang orang yg agung, maka pujian kita akan terhitung sempurna, demikian jg mushonnif disini mengajarkan kepada kita untuk rendah hati(tawadhu), yaitu walaupun kita memuji Allah, jangan mengira hanya kita saja yg memuji Allah, namun disana banyak orang yg memuji Allah bersama kita bahkan jauh diatas kita
"Dan menyaksikan bukti-bukti dari ketunggalan dan keesaanNya"
-Syarh:Ketunggalan dan keesaan Allah hanyalah akan nampak jelas didalam hati yg sudah betul-betul bersih dari apapun selain Allah, karena segala sesuatu akan jatuh kemana arah miringnya, demikian juga jika hati condong kepada Allah maka robohnya juga kepada Allah, sebaliknya jika condongnya kepada dunia maka akan roboh kepada dunia dan jauh dari melihat ketunggalan dan keesaanNya
"Dan mengetuk pintu-pintu rahasia dan kebaikanNya"
-Syarh:Rahasia(sirr itu)Allah letakkan didalam hati yg sudah bening dan jernih, yg dapat memancarkan sinar-sinar hikmah dan makrifat, sehingga ia menyaksikan semua yg datang dari Allah itu adalah baik dan indah
"Dan memetik buah ma'rifat dari pohon keagungan dan kedermawananNya"
-Syarh:Buah ma'rifat itu dihasilkan dari tanaman penghambaan mutlak kepada Allah, dan sifat-sifat kehambaan(hina,lemah,butuh)ini betul-betul ia realisasikan, sehingga ia mengenal(ma'rifat)dg sifat-sifat ketuhanan(maha mulia,kuat dsb)
-"Dan saya bersyukur kepada Allah dg syukurnya orang-orang yg terbakar dan tenggelam didalam sungai pemberian dan anugerahNya"
-Syarh:Lagi-lagi disini mushonnif mengajarkan kepada kita untuk nimbrung syukur kita dg syukurnya orang-orang yg sdh tidak lagi menyaksikan apapun kecuali semua anugerah Allah, sehingga ketika mendapat kebaikan tidak ada celah untuk mengkalaim bahwa itu diri kita yg melakukan, tetapi sebab semata Allah yg menganugerahkan.
Wallahu A'lam
Semoga bermanfaat
0 Response to "Pendahuluan(Bagian kedua)"
Posting Komentar