Definisi Belajar
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belajar
adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
tergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik ketika ia
berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya. Oleh karena itu
pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan
manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru.
Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan
hal-hal yang berkaitan dengannya dapat mengakibatkan kurang bermutunya hasil
pembelajaran yang dicapai peserta didik.
Pengertian
belajar sangat banyak sekali, akan tetapi semuanya menitikberatkan kepada
perubahan. Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengutip banyak pengertian
atau definisi belajar antara lain, Skinner (1985) dalam bukunya Educational
Psychology : The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah
suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progresif. Sedangkan pakar psikologi lainnya seperti Hintzman dalam bukunya The
Psychology of Learning and Memory berpendapat Learning is a change in organism
due to experience which can affect the organism’s behavior. Artinya, belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan)
disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme
tersebut. Dalam penjelasan lainnya, pakar psikologi belajar itu menambahkan
bahwa pengalaman hidup sehari-hari dalam bentuk apa pun sangat memungkinkan
untuk diartikan sebagai belajar. Sebab, sampai batas tertentu pengalaman hidup
juga berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian seseorang (Syah, 2002 :
90).
Di
kalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan
mendefinisikan makna belajar (learning). Namun baik secara eksplisit maupun
secara implisit pada akhirnya terdapat kesamaan maknanya, ialah bahwa belajar
merupakan proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik
atau pengalaman tertentu (Makmun, 2002 : 157).
B.
Rumusan masalah
Dari latar
belakang di atas pemakalah dapat menarik beberapa rumusan masalah antara lain
adalah :
1.
Apa Definisi Belajar ?
2.
Bagaimana Bentuk Dan Tahapan Dalam Belajar?
3.
Apa Saja Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Belajar?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Belajar
Belajar
adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
tergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik ketika ia
berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya. Oleh karena itu
pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan
manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru.
Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan
hal-hal yang berkaitan dengannya dapat mengakibatkan kurang bermutunya hasil
pembelajaran yang dicapai peserta didik.
Definisi
belajar antara lain, Skinner (1985) dalam bukunya Educational Psychology : The
Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Menurut
C.T. Morgan dalam buku Introduction To Psychology, Belajar adalah suatu
perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat/hasil dari
pengalaman yang lalu. Ringkasnya ia mengatakan bahwa belajar adalah setiap
perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari latihan atau pengalaman siswa mengalami suatu proses belajar.
Menurut
Syai’ful Bahri Djamarah dalam bukunya “Psikologi Belajar” pengertian belajar
adalah serangkai kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.[1]
B.
Bentuk dan tahapan dalam belajar
1.
Inkompetensi bawah sadar
Kondisi pada
saat ini kita tidak tahu kalau ternyata kita tidak tahu. Contohnya adalah
banyak pembalap muda ketika mulai belajar mengemudi sering terjadi kecelakaan.
Itu dikarenakan pembalap muda lebih memiliki dari driver yang lebih tua dan
berpengalaman.Orang-orang yang berada dalam situasi ini cenderung mengambil risiko,
membuka diri untuk bahaya atau merugikan, karena alasan sederhana bahwa mereka
tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan.
2.
Inkompetensi sadar
Sadar diri
pengakuan bahwa kita tidak tahu, dan penerimaan penuh pada ketidaktahuan kita.
3.
Kompetensi sadar
Menyadari bahwa
kita tahu, bahwa adalah ketika kita mulai memiliki keahlian pada subjek, tetapi
tindakan kami belum berjalan secara otomatis. Belajar dari ini, kita harus
melaksanakan semua tindakan di tingkat sadar. Ketika belajar mengemudi,
misalnya, kita harus sadar tahu di mana tangan dan kaki, berpikir dalam setiap
keputusan apakah akan menginjak rem, putar, atau gigi.ketika kita melakukannya,
kita berpikir secara sadar tentang bagaimana melakukannya. Pada tahap ini,
reaksi kita jauh lebih lambat dibandingkan reaksi dari para ahli.
4.
Kompetensi bawah sadar
Tahapan ahli
yang hanya melakukannya, dan bahkan mungkin tidak tahu bagaimana dia
melakukannya secara rinci. Dia tahu apa yang dia lakukan, dengan kata lain, ada
sesuatu yang dia lakukan dalam hidup ini untuk orang lain tampak berisiko,
tetapi baginya bebas dari risiko. Hal ini terjadi karena ia telah membangun
pengalaman dan mencapai kompetensi sadar dalam kegiatan selama beberapa tahun.
Dia tahu apa yang dia lakukan, dan dia juga tahu apa yang dia tidak bisa
lakukan. Untuk seseorang yang tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman, apa
yang tampak berisiko.
C.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Secara
umum faktor-faktor yag mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua
kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut
saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar.
1.
Faktor Internal
Faktor internal
adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat
mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi factor
fisiologis dan faktor psikologis.
a.
Faktor fisiologis
Faktor-faktor
fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.
Pertama,
keadaan jasmani. Keadaan jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktivitas
belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh
positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang
lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.
Kedua, keadaan
fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis
pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indera.
Panca indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar
dengan baik pula.
b.
Faktor psikologis
Faktor-faktor
psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses
belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar
adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.
2.
Faktor Eksternal
Selain
karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga
dapat memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal ini, faktor-faktor eksternal
yang memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu factor
lingkungan social dan faktor lingkungan nonsosial.
a.
Lingkungan social
Yang termasuk
lingkungan sosial adalah pergaulan siswa dengan orang lain disekitarnya, sikap
dan perilaku orang disekitar siswa dan sebagainya. Lingkungan sosial yang
banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan keluarga siswa itu
sendiri. Sifat-sifat orangtua, peraktk pengelolaan keluarga, ketegangan
keluarga, semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegitan
belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
1)
Lingkungan sosial sekolah
Seperti guru,
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang
siswa. Hubungan harmonis antra ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa
untuk belajar lebih baikdisekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi
teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk
belajar.
2)
Lingkungan sosial masyarakat.
Kondisi
lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa.
Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang
kebetulan belum dimilkinya.
3)
Lingkungan sosial keluarga.
Lingkungan ini
sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua,
demografi keluarga (letak rumah), pengelolaankeluarga, semuannya dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga,
orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan
aktivitas belajar dengan baik.
b.
Lingkungan non sosial
Faktor-faktor
yang termasuk lingkungan non sosial adalah;
1)
Lingkungan alamiah
Adalah
lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup, dan berusaha didalamnya. Dalam hal
ini keadaan suhu dan kelembaban udara sangat berpengaruh dalam belajar anak
didik. Anak didik akan belajar lebih baik dalam keadaan udara yang segar. Dari
kenyataan tersebut, orang cenderung akan lebih nyaman belajar ketika pagi hari,
selain karena daya serap ketika itu tinggi. Begitu pula di lingkungan kelas.
Suhu dan udara harus diperhatikan. Agar hasil belajar memuaskan. Karena belajar
dalam keadaan suhu panas, tidak akan maksimal.[2]
2)
Faktor instrumental
Yaitu perangkat
belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung
sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain
sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan
sekolah, bukupanduan, silabi dan lain sebagainya.
3)
Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa).
Factor ini
hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga dengan metode
mengajar guru, disesuaikandengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar
guru dapat memberikan kontribusi yang postif terhadap aktivitas belajr siswa,
maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang
dapat diterapkan sesuai dengan konsdisi siswa.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belajar
adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental
dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
tergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik ketika ia
berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya. Oleh karena itu
pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan
manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru.
Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan
hal-hal yang berkaitan dengannya dapat mengakibatkan kurang bermutunya hasil
pembelajaran yang dicapai peserta didik.
Secara
umum faktor-faktor yag mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua
kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut
saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, 2002. Psikologi Belajar.
Jakarta:CV Rineka Cipta.
Muhibbin syah, 2003. Psikologi belajar. Jakarta.:PT. Raja Grafinda
Persada
0 Response to " Definisi Belajar"
Posting Komentar