konsep kajian teori

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang Masalah
Salah satu unsur terpenting dalam penelitian yang memiliki peran sangat besar dalam penelitian adalah teori. Suatu kajian teori dari suatu penelitian tertentu atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis yang penting adalah tulisan itu berdasarkan riset. Melalui penelitian atau kajian teori diperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, kemudian dirumuskan pada pendapat baru.
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi  hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai kajian teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono, 2010:52). Kajian teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba  (trial and error). Adanya kajian teoritis ini merupakan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilimiah untuk mendapatkan data.
Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dipelajari. Dengan penguasaan metode penelitian yang mantap, diharapkan para tenaga pengajar dapat menyertakan metode-metode penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dalam bidang yang sedang diajarkan.
Dalam makalah ini disajikan bagian dari materi metode penelitian tersebut, yakni tentang kajian teori , Kajian kepustakaan dan kerangka pikir.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Konsep kajiaan teori ?
2.      Apa Pengertiaan Kajian Kepustakaan ?
3.      Apa pengertian kerangka berfikir ?
C.    Tujuan Permasalahan
1.      Untuk Mengetahui konsep kajiaan teori
2.      Untuk mengetahui pengertiaan kajiaan kepustakaan
3.      Untuk mengetahui Pengertiaan kerangka berfikir
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konsep kajiaan Teori
1.      Pengertiaan Teori
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antarkonsep. Teori menunjukkan hubungan antara fakta-fakta. Teori menyusun fakta-fakta dalam bentuk yang sistematis sehingga dapat dipahami. Menurut Kerlinger teori adalah serangkaian bagian (variabel), definisi dan dalil yang saling berhubungan yang dihadirkan dalam sebuah pandangan sistematis tentang fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Bentuk teori dapat berupa serangkaian hipotesa, pernyataan logis “jika…maka”, atau model visual. Bentuk presentasi teori menunjukkan urutan sebab musabab variabel-variabel. Hopkins menyajikan teorinya sebagai serangkaian hipotesa. Para ahli ilmu pengetahuan secara sistematis membangun teori dan mengetesnya untuk mengetahui internal konsistensi dan aspek-aspek subjektifnya dengan data-data empiris. Menurut Kinayati Djojosuroto & M.L.A. Sumaryati, teori digolongkan kepada empat macam, yaitu asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi.
1)       Asumsi
Asumsi adalah suatu anggapan dasar tentang realita, harus diverifikasi secara empiris. Dalam penelitian ilmu sosial, setidaknya kita mengenal dua pendekatan yang memengaruhi proses penelitian, mulai dari merumuskan permasalahan hingga mengambil kesimpulan. Setiap pendekatan memiliki asumsi dasar yang berbeda. Asumsi dasar yang ada di dalam pendekatan kuantitatif bertolak belakang dengan asumsi dasar yang dikembangkan di dalam pendekatan kualitatif. Asumsi dasar inilah yang memengaruhi pada perbedaan dari cara pandang peneliti terhadap sebuah fenomena dan juga proses penelitian secara keseluruhan.


2)      Konsep
Konsep adalah istilah, terdiri dari satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu. Bailey menyebutkan sebagai persepsi (mental Image) atau abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Setiap penelitian kuantitatif dimulai dengan menjelaskan konsep penelitian yang digunakan, karena konsep penelitian ini merupakan kerangka acuan peneliti di dalam mendesain instrument penelitian.
Konsep juga dibangun dengan maksud agar masyarakat akademik atau masyarakat ilmiah maupun konsumen penelitian atau pembaca laporan penelitian memahami apa yang dimaksud dengan pengertian variable, indikator, parameter, maupun skala pengukuran yang dimaksud penelitiannya kali ini. Lebih konkrit, konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama. Dalam membangun konsep ada dua desain yang perlu diperhatikan, yaitu generalisasi dan abstraksi. Generalisasi adalah proses bagaimana memperoleh prinsip dari berbagai pengalaman yang berasal dari literatur dan empiris. Abstraksi yaitu cakupan ciri-ciri umum yang khas dari fenomena yang dibicarakan.
3)      Konstruk
Konstruk adalah konsep yang ciri-cirinya dapat diamati langsung seperti pemecahan masalah. Konsep seperti ini lebih tinggi tarafnya daripada abstraksi yang ciri-cirinya dapat diamati langsung. Jadi konstruk adalah konsep sedangkan tidak semua konstruk adalah konsep. Menjadikan konstruk yang dapat kita ukur disebut operasionalisasi. Kata kerjanya mengoperasionalisasikan.
4)       Proposisi
Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Suatu pernyataan yang menjelaskan kebenaran atau menyatakan perbedaan atau hubungan antara beberapa konsep. Ada dua macam proposisi, yaitu Hipotetis dan Tesis. Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan untuk diuji kebenarannya secara empirik sedangkan Tesis adalah proposisi yang memiliki ruang lingkup yang cukup luas dan yang telah dibenarkan oleh suatu pengujian secara empirik dan cermat.
2.      Fungsi teori dalam penelitian
Menurut Snelbecker ada tiga fungsi teori dalam penelitian. Pertama, sebagai pensistematiskan temuan-temuan penelitian. Kedua, sebagai pendorong untuk menyusun hipotesis. Dan dengan hipotesis membimbing peneliti mencari jawaban-jawaban serta membubuat ramalan-ramalan atas dasar penemuan. Ketiga, sebagai penyaji penjelasan dalam menjawab pertanyaan.  Jika dijabarkan ada 6 fungsi teori dalam penelitian yaitu:
1)      Sebagai penyusun generalisasi atas fakta-fakta
2)       Menjadi kerangka orientasi untuk pengumpulan, pengolahan, dan analisa data
3)      Pembuat prediksi terhadap fenomena baru yang akan terjadi
4)      Pengawas lowongan dalam pengetahuan dengan cara deduksi
5)      Sebagai rujukan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian
6)       Sebagai kerangka penalaran logis
B.     Kajiaan Kepustakaan
Menurut Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono, (2013:79)  Kajian pustaka dari suatu penelitian sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Melalui kajian teori akan diperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, yang akan sangat berguna sebagai dasar penelitian. Kajian pustaka ini diperlukan agar penelitian yang dilakukan mempunyai dasar yang kokoh. Adanya kajian pustakat ini mencirikan bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Menurut Donald Ary (1985:56), topik penelitian harus terkait dengan pengetahuan atau teori yang relevan dengan bidangnya. Penting bagi para peneliti untuk mengetahui bagaimana membatasi, mengorganisir dan menggunakan literatur dalam bidang yang diteliti. Studi pustaka atau kajian teori yang terkait dengan topik penelitian seharusnya dilakukan secara lengkap sebelum penelitian dilaksanakan.
Donald Ary (1985:56-57) ada beberapa fungsi literatur atau kajian pustaka dalam penelitian, yaitu:
1.      Pengetahuan tentang penelitian yang terkait memungkinkan peneliti untuk menentukan batas-batas wilayah penelitian mereka.
2.      Suatu tinjauan menyeluruh dari teori dan penelitian yang terkait memungkinkan peneliti untuk menempatkan pertanyaan mereka dalam perspektif yang jelas.
3.      Meninjau literatur terkait membantu peneliti untuk membatasi pertanyaan mereka dan untuk memperjelas dan menentukan konsep penelitian.
4.      Suatu tinjauan kritis tentang literatur yang terkait sering membantu memberikan wawasan/insight tentang alasan-alasan hasil yang bertentangan di suatu bidang.
5.      Dengan mempelajari penelitian yang terkait, para peneliti dapat mempelajari metodologi yang telah terbukti berguna maupun yang tampaknya kurang menjanjikan.
6.      Kajian pustaka secara menyeluruh tentang penelitian yang terkait akan menghindarkan peniruan yang disengaja dari penelitian sebelumnya.
7.      Kajian tentang literatur yang terkait akan menempatkan peneliti dalam posisi yang lebih baik untuk menafsirkan arti dari hasil penelitian mereka sendiri. Menjadi akrab dengan teori di lapangan dan dengan penelitian sebelumnya akan membantu mempersiapkan peneliti untuk mencocokkan hasil temuan penelitian mereka ke dalam kerangka besar pengetahuan dalam bidang yang diteliti.
Dari fungsi-fungsi studi pustaka atau kajian literatur seperti dijelaskan di atas tampak betapa pentingnya bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana menemukan kajian pustaka dan hasil kerja sebelumnya dalam wilayah penelitiannya.
C.    Kerangka Berfikir
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir (Sugiyono, 2010:88)
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999, dalam Sugiyono, 2010).
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh karena itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berfikir.
Suriasumantri 1986, dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Krangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang membuahkan hipotesis. Krangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan.
Kiteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2010:89).
Menurut Sugiyono (2011:62) Langkah- langkah untuk menyusun kerangka berfikir menurut Sugiyono (2011:62)
1.      Menetapkan variabel yang diteliti
Untuk menemukan kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dulu variabel penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang akan dikemukakan.
2.      Membaca buku dan hasil penelitian
Setelah variabel ditentukan ,maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan penelitian, journal ilmiah, Skripsi, Tesis dan Disertasi.
3.      Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat dikemukakan teori-teori yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang, devinisi tehadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.
4.      Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian didalam negeri.
5.       Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas.
6.      Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sinresa atau kesimpulan sementara, perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan merumuskan hipotesis.
7.      Kerangka berpikir
Setelah sintesa atau kesimpulan dapat dirumuskan maka selanjutnya disusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berpikir yang asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif dapat menggunakan kalimat: jika begini maka akan begitu, jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi. Jika kepemimpinan kepala sekolah baik, maka iklim kerja sekolah akan baik. Jika kebijakan pendidikan dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka kualitas SDM di Indonesia akan meningkat pada gradasi yang tinggi.
8.      Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis bila kerangka berpikir berbunyi “jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi”, maka hipotesisnya berbunyi ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi guru dengan hasil belajar”Bila kerangka berpikir berbunyi “karena lembaga pendidikan A menggunakan teknologi pembelajaran yang tinggi, maka kualitas hasil belajar akan lebih tinggi bila di bandingkan dengan lembaga pendidikan B yang teknologi pembelajarannya rendah.” Maka hipotesisnya berbunyi “Terdapat perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara lembaga pendidikan A dan B, atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan B.








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
·      Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antarkonsep
·      Menurut Sumadi Suryabrata dalam Sugiyono, (2013:79)  Kajian pustaka dari suatu penelitian sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Melalui kajian teori akan diperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, yang akan sangat berguna sebagai dasar penelitian. Kajian pustaka ini diperlukan agar penelitian yang dilakukan mempunyai dasar yang kokoh. Adanya kajian pustakat ini mencirikan bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
·      Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.














DAFTAR PUSTAKA
Kinayati Djojosuroto & M.L.A Sumaryati, Prinsip-Prinsip Penelitian Bahasa & Sastra (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2004)
Sugiyono. 2007. metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development. Bandung: Alfabeta
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/landasan-teori-kerangka-pikir-dan-hipotesis/







Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "konsep kajian teori"

Posting Komentar

Chat Room

Kamu bisa chat bareng Admin di sini dengan Messenger,
Terima kasih.

Chat on Messenger